Lukas Setia Atmaja menjadi pembicara dalam Indonesia Investment Festival (Investival) 2017 hari ini. Dosen di Prasetya Mulia Business School itu membagikan tips bagaimana caranya menjadi investor.
Selain membagikan tips bagaimana caranya menjadi investor, ia juga berbagi kepada masyarakat yang hadir cara praktis memilih saham. Apa saja?
"Yang pertama, bisnis apa saja, baik itu produk dan jasa, yang dibutuhkan orang sehari-hari dan bertahan jangka panjang. Ini cara yang paling praktis," tutur Lukas di Mall Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, Sabtu (28/10).
Menurut penulis buku 'Who Wants to Be A Smiling Investor' tersebut, dengan menabung saham di bisnis yang dibutuhkan orang sehari-hari dan bertahan jangka panjang, maka ke depannya akan lebih mudah dalam berinvestasi, khususnya ketika seseorang membutuhkan uang lebih dan harus menjual sahamnya.
Lukas Setia Atmaja di Investival 2017 (Foto: Lukas Setia Atmaja di Investival 2017)
"Seperti contohnya, gawai yang dulu nge-tren, yang suka ditaruh di celana, pager. Dulu itu terkenal sekali. Dan sahamnya juga pasti besar waktu itu. Tapi apakah jangka panjang? Apakah dibutuhkan orang sehari-hari sampai sekarang? Kan udah enggak. Seperti itu contohnya," paparnya.
Yang kedua adalah perusahaan itu harus dipimpin oleh manajemen yang kompeten, profesional, dan etis. Hal ini pun, kata Lukas, juga penting untuk menjadi acuan apakah perusahaan itu kredibel atau tidak.
"Ini juga penting, yaitu perusahaan memiliki keunggulan yang tidak mudah ditiru pesaing. Dia harus punya competitive advantage," kata Lukas.
Satu hal lagi yang paling penting adalah aspek keuangan dari perusahaan di mana seseorang akan menabung saham.
"Lihat aspek keuangannya. Bagaimana caranya? Harus baca annual report-nya. Dari sana bisa dilihat bagaimana pertumbuhan keuangannya dan bagaimana dia beradaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis," ujarnya.
Lukas Setia Atmaja di Investival 2017 (Foto: Nadia Risso/kumparan)
Lalu bagaimana dengan orang awam yang tidak memiliki pengetahuan ekonomi sama sekali dan tertarik berinvestasi? Lukas berpendapat hal itu tidak menjadi masalah, asalkan mau belajar. Apalagi saat ini sudah banyak platform untuk belajar investasi.
"Saya punya banyak teman yang enggak sekolah S1 dan tidak ada latar belakang pendidikan ekonomi. Ada juga yang dulu penjual kaos kaki di Tanah Abang dan sekarang full investor, nabung saham dan anak-anaknya bisa dia sekolahkan ke luar negeri. Bagaimana belajarnya? Yang paling praktis, dari buku. Sekarang banyak buku-buku soal investasi jadi bisa belajar di sana. Enggak cuma itu, sekarang ada yang namanya internet. Dari situ juga bisa sehingga knowledge jadi bertambah," terangnya.
No comments:
Post a Comment